Jumat, 12 September 2008

Tak perlu khawatir Rupiah Merosot....

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai merosotnya rupiah pada Jumat (12/9) pagi berada di posisi Rp 9.455 per dollar AS tidak perlu dicemaskan. Pasalnya, naik dan turun rupiah merupakan hal yang biasa. "Namanya kurs. Kalau tidak turun-naik, bukan kurs. Ada turun-naik tergantung kondisi. Jadi kita tidak perlu khawatir," kata Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (12/9).

Menurut Kalla, ada keuntungan yang diperoleh atas naik dan turunnya nilai rupiah tersebut, terutama dalam dunia eksportir. "Angka itu juga antara hal baik dan tidak. Memang untuk importir dan konsumen tidak bagus. Tapi untuk eksportir bagus," ujarnya.

Namun demikian, Kalla menegaskan, pemerintah akan terus menjaga rupiah agar tidak terjun bebas. "APBN kita menjaga di antara itu Rp 9.400 sampai Rp 9.500," tandasnya.

Bank Indonesia (BI) kembali masuk pasar untuk menahan rupiah agar tidak terpuruk lebih jauh. Pasalnya, apabila rupiah terus merosot menembus angka Rp 9.500 per dollar AS, kepanikan pasar akan lebih parah.

Rupiah terpuruk menunjukkan ketidakpastian bagi pertumbuhan ekonomi di dalam negeri, apalagi lembaga keuangan internasional, Internasional Finance Corporation menyatakan, berbisnis di Indonesia semakin sulit. Ditambah aksi beli dollar AS, baik di pasar domestik maupun global, oleh pelaku asing mengakibatkan pasar uang dan saham menjadi panik sehingga keterpurukan rupiah sulit dihindari.

Sementara itu, dollar AS cenderung stabil karena para investor mengamankan investasinya dari gejolak pasar, sedangkan euro menghadapi tekanan akibat spekulasi bahwa zona euro tidak akan dapat menghindari sebuah resesi tahun ini. (ade)

Tidak ada komentar: