Anda, terutama konsumen bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi sekelas Pertamax dan Pertamax Plus, boleh senang. Sebab, penjual BBM tanpa subsidi di Indonesia sudah mulai menurunkan harga jual bensin kelas premium. Shell Indonesia, misalnya, resmi menurunkan harga jual BBM pada Kamis (11/9). Premium Shell saat ini turun antara 2 persen hingga 5 persen.
Harga Shell Super beroktan 92 turun dari Rp 9.100 menjadi Rp 8.600 per liter, Shell Super Extra beroktan 95 turun dari Rp 9.600 menjadi Rp 8.900 per liter. Sedangkan harga Shell Diesel menyusut dari Rp 11.000 jadi Rp 10.800 tiap satu liter.
Bersiap turun
Bandar minyak milik negara, Pertamina, bahan sudah sebulan ini terus menurunkan harga jual Pertamax, Pertamax Plus serta Solar Dex. Ada kemungkinan, Pertamina juga akan kembali menurunkan harganya pada 15 September 2008. "Kami akan segera membahas harga BBM non subsidi. Hasilnya akan kami umumkan Senin (15/9)," ungkap Juru bicara Pertamina Wisnuntoro, Kamis (11/9).
Pedagang bensin asal Malaysia, PT Petronas Niaga Indonesia, juga sudah bersiap-siap menurunkan banderol bensin di seluruh pompa bensin miliknya di Indonesia. "Tren harga minyak memang turun, karena itu kami juga akan menurunkan harga jual sekitar 10 persen dari harga yang berlaku selama ini," ajar Choiruddin, seorang pegawai Petronas Indonesia.
Dia bilang, Petronas Indonesia akan menentukan harga baru BBM tanpa subsidi tersebut herbarengan dengan Pertamina yakni pada 15 September 2008. "Kami memang secara rutin melakukan evaluasi dan menghitung ulang harga jual BBM tanpa subsidi ini setiap dua minggu sekali," ujarnya.
Dalam perhitungan nanti, Petronas akan memakai harga rata-rata selama dua pekan terakhir. Terakhir, Petronas merevisi harga jual BBM tanpa subsidi itu pada 1 September 2008. Saat ini Petronas menjual premium dengan kandungan oktan 92 Rp 8.700 per liter, dan harga premium dengan oktan 95 Rp 9.300. Ada pun harga Ado Diesel Rp 11.000 per liter.
Pengusaha, terutama mereka yang sudah menggunakan generator set (genset) listrik, menyambut senang dengan penurunan harga BBM tanpa subsidi ini. Mereka bisa lebih mengirit ongkos bahan bakar genset.
Selama ini, salah satu alasan pengusaha keberatan menggunakan genset lantaran harga BBM begitu mahal. "Kalau harga BBM industri turun, tentunya itu agak menolong kami," kata Djimanto, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). (Havid Vebri, Hikmah Yanti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar